Ad Code

Responsive Advertisement

Penemu Blockchain, dan Bagaimana Cara Kerjanya

Penemu Blockchain, dan Bagaimana Cara Kerjanya

Pencipta teknologi blockchain adalah seseorang atau kelompok yang menggunakan pseudonim "Satoshi Nakamoto". Pada tahun 2008, Satoshi Nakamoto menerbitkan sebuah whitepaper yang berjudul "Bitcoin: A Peer-to-Peer Electronic Cash System" yang memperkenalkan konsep blockchain dan mata uang kripto Bitcoin.

Meskipun identitas sebenarnya dari Satoshi Nakamoto masih belum diketahui dengan pasti, dia secara praktis menggagas dan mengembangkan konsep blockchain yang menjadi dasar bagi banyak mata uang kripto dan aplikasi blockchain lainnya yang kita lihat saat ini. Kontribusinya dalam menciptakan Bitcoin dan teknologi blockchain telah membawa revolusi dalam industri keuangan dan membuka jalan bagi inovasi yang lebih lanjut dalam domain tersebut.

Cara Kerja Blockchain

Teknologi blockchain menggunakan konsep desentralisasi dan rantai blok (blockchain) untuk mencatat transaksi secara terus-menerus dan transparan. Berikut adalah langkah-langkah umum yang menjelaskan cara kerja blockchain:

1. Transaksi

Setiap kali transaksi dilakukan, seperti transfer mata uang kripto atau pembuatan catatan, transaksi tersebut dikumpulkan dalam sebuah blok.

2. Verifikasi

Setelah terbentuk, blok tersebut harus diverifikasi oleh sejumlah besar komputer yang terhubung dalam jaringan blockchain. Proses ini dikenal sebagai "mining" atau penambangan dan pihak yang menambang disebut miner.

Miner menggunakan kekuatan komputasi mereka untuk memecahkan teka-teki matematis yang rumit, dan ketika mereka berhasil memecahkannya, mereka memverifikasi keabsahan blok tersebut.

3. Pembuatan Rantai

Setelah verifikasi, blok yang diverifikasi ditambahkan ke dalam rantai blok yang ada sebelumnya. Setiap blok dalam rantai memiliki referensi ke blok sebelumnya, membentuk rantai blok yang terus berlanjut. Inilah sebabnya mengapa disebut "blockchain."

4. Konsensus

Sebelum blok baru ditambahkan ke rantai, ada mekanisme konsensus yang harus diikuti oleh jaringan blockchain. Mekanisme konsensus ini dapat berbeda-beda tergantung pada jenis blockchain yang digunakan. Misalnya, dalam Bitcoin, mekanisme konsensus yang digunakan adalah Proof of Work (PoW), sedangkan Ethereum menggunakan kombinasi Proof of Work dan Proof of Stake (PoS).

5. Keamanan

Karena rantai blok didistribusikan di banyak komputer yang terhubung dalam jaringan, blockchain menjadi sangat sulit untuk dimanipulasi. Setiap blok memiliki hash yang unik, dan jika satu blok diubah, hash blok tersebut akan berubah, mempengaruhi seluruh rantai blok. Dengan demikian, untuk mengubah satu blok, seseorang harus memanipulasi semua blok yang ada sebelumnya, yang membutuhkan daya komputasi yang sangat besar dan tidak praktis.

6. Transparansi

Informasi dalam blockchain bersifat transparan dan dapat dilihat oleh semua pihak yang terhubung ke jaringan. Setiap transaksi yang dicatat dalam blockchain dapat diverifikasi dan dilacak, meningkatkan kepercayaan dan meminimalkan kebutuhan akan pihak ketiga.

Dengan menggunakan teknologi blockchain, data dapat disimpan dan dicatat dengan cara yang aman, transparan, dan terdesentralisasi, membuka peluang bagi aplikasi di berbagai bidang, termasuk keuangan, logistik, manufaktur, dan banyak lagi.

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement